Senin, 24 November 2008

Kapan sih qt gak ditolong??

“Kapan sih qt gak ditolong?”. Tiba2 kata2 itu mampu membuatku sedikit tenang dari kebingunganku. Ya, pekan kemarin tiba2 kami membuat keputusan penting (dan sedikit nekat menurutku..) untuk membeli sebuah rumah. Pasalnya uang yang kami punya hanya mampu melunasi sekitar separuh dari harga rumah tersebut (Lho??). Dan akhirnya kami pun harus berpikir bagaimana cara melunasi yang separuhnya lagi ya?? Di tengah kebingungan kami memikirkan berbagai alternatif yang mungkin kami tempuh untuk melunasi pembayaran rumah tersebut, tiba2 suamiku berkata, “Kapan sih qt gak ditolong sayang? Sudah..sudah..sekarang qt banyakin infaq aja yah. InsyaAllah akan segera terbuka jalan keluarnya.”

Jadi ingat masa2 awal di rumah kontrakan, akhirnya qt bisa beli tempat tidur dan lemari ya. Teringat juga Ramadhan pertama bersamamu, ketika i’tikaf di masjid BI, dan mas mengajakku berdoa “ Sayang, di malam yang mulia ini, mari qt sama2 berdoa semoga qt dikaruniai anak yg shaleh..”. Dan ketika Syawal tiba, aku pun dinyatakan positif hamil. Begitupun dengan proses pembelian motor kesayanganmu itu, dan masih terlampau banyak kemudahan yang qt peroleh setelah menikah untuk bisa qt sebutkan satu persatu..

Ah, sayang.. Darimu aku belajar banyak hal.. Betapa pertolongan Allah sangatlah dekat..

 

Kamis, 20 November 2008

Hadiah Milad dari saudariku..

Dimanakah Ukhuwah Itu

Saudariku, Maafkan aku telah mengurangi jatah ukhuwah padamu.

Kuingat saat pertama kali berjumpa denganmu dalam lingkaran kecil itu. Saat SMART di puncak, aku tertegun dengan keberadaanmu. Ternyata Allah berkehendak dengan skenario indahnya. Kita sekelas di tingkat 2 STAN. Bisa duduk sebangku, nomor pun berurutan.

Saudariku, afwan telah memberi warna lain dalam dirimu. Masih teringat saat kita bolos bareng mata kuliah Keuangan Negara-nya Pak Sampurna, hanya untuk ikut aksi korupsi di depan BPK dan KPK. Kurasa bukan sekedar “hanya membolos”, ada cita lain disana yang jauh lebih besar dan ternyata Pak Sam menilai berbeda, kita nggak dianggap membolos.

Atau kenangan lain saat kita mengerjakan kepanitiaan bersama, menginap bersama, belajar bersama, makan bersama, istirahat bersama. Langkah kaki kita beriringan memperbaiki diri. Dalam tiap kajian, kita bersama mendiskusikan permasalahan umat yang tak kunjung usai.

Pernah suatu ketika ukhuwah kita hampir retak, kau dengan ikhlasnya menulis surat berlembar-lembar untuk memulihkan egoku. Akan kukutip tulisanmu waktu itu, saudariku…

 

Mari kita ingat sejenak. Ketika, -----kadang, kita bersitegang dalam beberapa forum diskusi. Ketika ana tak acuh menanggapi komentar anti. Ketika keluar ucapan kasar dengan serapah. Ketika ada ganjalan yg menghunjam qalbu. Ketika tiris dan hambar senyum terkembang. Ketika tidak menganggap keberadaan anti, terlebih lagi ketika tak menganggap keterlibatan anti dalam dakwah ini. Ketika secara sadar nilai maknawi ternodai.  Mari, ingatlah kembali semuanya… Ketika perasaan lebih benar menguasai diri. Ketika memandang anti jauh lebih rendah dari kaum kuffar. Ketika merasa paling beramal. Ketika interaksi kita sebatas basa-basi.

Maafkan atas kesadaran yg terlambat. Menyadari hak anti yg terampas. Maafkan kekerasan hati, kelemahan jiwa, kurangnya pengetahuan, dan minimnya lapang dada. Maafkan ambisi yg besar dan perasaan mau menang sendiri. Maafkan kelalaian dan empati yg tipis untuk mengerti dan mengutamakan anti.

Hari ini, ana teringatkan akan pemahaman lama yg baru tersegarkan. Sesungguhnya sifat persaudaraan diantara kita, selalu meletakkan kehormatan dan izzah seorang muslim sebagai harga diri yg harus dipenuhi hak-haknya oleh sesama.

Maafkan ana yg telah menggugurkan kehormatan dan meluluhkan kemuliaan anti.  Semoga rasa maaf  dan keikhlasan memaafkan anti bisa mengganti murka Allah, menjadi air yg mampu memadamkan gejolak api neraka, dan pelapang atas sempitnya hati yang selalu merasa bersalah.

Semoga rasa maaf anti menjadi penebus, prasyarat untuk tetap menjadi pilihan Allah dalam jalan dakwah. Semoga dengan itu kemuliaan dan keutamaan senantiasa dianugerahkan Allah untuk anti.

Sekali lagi, maafkan ana dalam interaksi ukhuwah kita selama ini.

“Sesungguhnya org2 mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Alah supaya kamu mendapat rahmat..” (Q.S  49:10)

Surat yang cukup dalam maknanya, mampu meluluhkan egoku. Aku sadar akan kesalahanku. Terimakasih telah mengingatkanku saat itu. Kuharap terus bisa mendapat taujih ringan darimu, renyah tapi sarat makna.

Saudariku, kini bertambah satu usiamu, berkurang pula jatah hidup di dunia. Semoga hari ini menjadi titik balik semangat untuk terus memperbaiki diri dan istiqomah di jalan ini.

 

Untuk saudariku di pojok Pengembangan Kantor Pusat, “Ana uhibbuki fillah..”

 

Taqqiers… miz u all^^

ditulis oleh nailalhusna pada 12:30 |
 
Comments:
 
better than BADJINGAN says :
jadi yang iukutan demo di depan gedung BPK dan KPK itu ...
hihihihi..
salut... salut...
Pak Sampoerna aja takjub,
apalagi saya...
Posted by BADJINGAN at 01:17, 15/9/2008 |
 
ummi-nya ravi ya???
selalu inget ukhti berdua yang selalu duduk bersisian, setiap cerita dibagi berdua seolah tak memberikan ruang bagi kawan2 yang lain. kemana2 selalu berdua.. hmm..
semoga sisa umurnya semakin berkah dan barokah, semoga Allah mengeratkan ukhuwah ukhti berdua..
Posted by eX-2H juga.. at 01:58, 15/9/2008 | 
 
"aksi korupsi" di depan BPK dan KPK ?
ga ditangkap KPK tuh? hehe...
mungkin mangksudnya "anti korupsi"
Posted by iwawaz at 02:40, 15/9/2008 |
 
Met milad Sari
Assalamu'alaikum..
Ukhtiku fiLLah Malatika Septiasari, Semoga Allah menjagamu, ,menguatkanmu, menghiburmu, mencintaimu selalu.
Tdk terasa waktu begitu cepat berlalu, meninggalkan jejak kenangan yang begitu dalam terpahat di relung jiwa2 yang rindu akan ukhuwah indah bersamamu..
Maafkan ana, terkadang mengingkar janji yang qt ikrarkan bersama, untuk selalu menyambung ukhuwah ini.
Ukhtiku, Ana rindu kenangan2 indah itu, ana rindu taushiyah2 kalian..Kadang terbersit, mungkinkah qt bertemu, berbagi cerita bersama sambil jalan2 di kampus tercinta menapaki kenangan2 yang takkan pernah luntur itu..
Namun jikalau itupun tak mungkin, semoga Allah pertemukan kita semua di surgaNya.. Ana uhibbukum fillah.
Posted by umu azka at 02:54, 15/9/2008 |
 
hiks..hiks..
@ nailal husna
Jazakillah ukhti buat tulisannya..
duh, dah berkaca2 nie mata..
Kangennya dengan masa2 bersama ketika di kampus dulu..
Kapan ya bisa ketemu lagi?
Kapanpun, semoga Allah selalu menjaga ukhti dimanapun berada..

@ Ummu azka
Kangennya..
No hpnya berapa? mo telpon2an kok susah..hiks..

Syukron buat nienna4201, mb rum dan semuanya atas kiriman doanya..buat ich yg udah nelpon..hiks..
Kangen kalian semua..
Syukron atas ukhuwah yang indah ini..
Semoga kita semua selalu akan dipersaudarakan di jalan yang indah ini hingga kelak di jannah-Nya nanti..

Ana uhibbukum fillah..


Posted by bunda_rafi at 08:28, 16/9/2008 |
 
aahh
indahnya......
Posted by hepytika at 07:20, 17/9/2008 |
 
afwan ya telat...............
Barakallahufiik ya ukh ....
afwan telat. afwan belum bisa menjadi saudari yang baik y ukh.jazakillah buat ukhti inge.kenangan masa2 manis yang dulu terekam kini hadir kembali menyisakan ribuan bait doa yang terucap smoga Allah mempertemukan kembali....dengan kondisi keimanan yang semakin kokoh, hamasah yang semakin mantap, dan mahabbah yang semakin menjulang.
buat bunda rafi.....
semoga Rabbul Izzati selalu memberikan keberkahan dan keridhaanNya buat anti sekeluarga.
kapanpun, dimanapun, Allahumma Amiin
btw, nonya mba Rum brapa y?ko ga jadi ngrim?
thanx 4 everything ya...
ana uhibbukum fillah
Posted by naura_bungaku at 02:17, 17/9/2008 |

Selasa, 18 November 2008

Lain kali hati-hati ya, mas..

Semalam suamiku mengalami kecelakaan. Ini yang ketiga kalinya. Pertama kali dulu waktu belum menikah. Mas-ku memboncengkan ibu ke pasar dan hasilnya jatuh, lecet2 di sana sini. Bekas lukanya masih ada sampe sekarang. Yang kedua waktu itu, masih dalam suasana pengantin baru (bulan keberapa gitu yah..he..), lagi.. masku jatuh sepulangnya dari Bintaro karena berusaha menghindari lubang yang cukup besar di jalan dekat Terminal Kampung Melayu. Tengah malam kejadiannya, dan masku pun ditolong oleh beberapa tukang ojek yang kebetulan ada di lokasi kejadian. Waktu itu, kaget sekali mendapati suamiku pulang dengan kondisi kaki lecet dan berdarah2. Dan dia dengan cool-nya bilang “gpp kok, cuma jatuh dikit..”.

Sejak saat itu saya selalu wanti2 suami untuk hati2 dalam berkendara. Tapi, yah kok si mas emang bandel. Lukanya sembuh, eh begitu lagi. Sampe2 saya udah kehilangan cara buat bilangin si mas, apalagi kalo pas posisi saya lagi diboncengin. Udah dicubit, dipukul sampe marah2 masih gak mempan juga. Eh, malah katanya cara ngebilanginnya salah, harusnya tuh dipeluk erat. (Halah..yang ada malah tambah ngebut).

Dan akhirnya semalam, suami jatuh untuk yang ketiga kalinya. Ups, betapa kagetnya saya mendapati si mas yang pulang lebih awal dengan kondisi kaki dan tangan yang… menyedihkan. Lalu berceritalah suamiku. Katanya pas mau berangkat kuliah tadi jalanan cukup sepi, akhirnya dia ambil jalur tengah dan agak memacu motor lebih cepat (halah..ngebut maksudnya). Nah, tiba2 dia melihat ada lubang di tengah jalan, mau ngerem tapi udah terlanjur masuk lubang. Ya sudah, jatuh deh. Posisi jatuhnya agak lumayan ngeri. Lha wong, motor kemana dia kemana (jadi ceritanya mental gitu..uh, ngeri aku bayanginnya..). Alhamdulillah, gak sampe kenapa2. Kemudian dengan ditolong oleh satpam yang berada di dekat lokasi kejadian, suamiku diantar ke klinik terdekat (hmm..bukan klinik c, tepatnya lab). Melihat kondisi suamiku, dokter yang ada kemudian langsung menangani luka2 yang ada. Dokter tersebut juga meresepkan beberapa obat untuk suamiku. Kata suamiku, si dokter baik banget, beliau gak mau dibayar. Pun begitu dengan pak satpam yg menolong suamiku. (Ah, betapa banyak orang baik di dunia ini..)

Yah, walaupun kondisi tangan dan kaki suamiku yang lecet dan terkelupas kulitnya di sana sini, Alhamdulillah Allah masih melindunginya dari akibat kecelakaan yang lebih parah. Hmm..yah, mungkin inilah salah satu bentuk teguran untuk kami dari-Nya. Seperti suamiku bilang -selepas dia mengikuti training di kantor- bahwa  dalam hidup ini ada energi positif dan ada energi negatif. Yah, mungkin pernah ada energi negatif yang pernah kami keluarkan dan sekarang dengan adanya musibah ini, dia mencair. Yah, semoga musibah ini bisa menjadi penggugur dosa2 yang pernah kami perbuat..

Lain kali lebih hati2 ya, mas.. Biar bunda dan Rafi gak khawatir..

Yah, hanya Allah lah sebaik2 Penjaga dan Pelindung..

 

Senin, 17 November 2008

Bahagia atas Kelahiranmu..

   Tak terasa Rafi sudah hampir 5 bulan, ini adalah ucapan2 selamat yang terlantun atas kelahiran Rafi-ku sayang..

 

1.       Inge : “Udah waktunya ya..Met berjuang saudariku, ingat jihad terbesar seorang muslimah. Ternate turut berdoa moga lancar ya..”

2.       Ummu Umar : “Mba sari..Barakallah, selamat y dah jd ummi. Smg jd anak sholeh. Hwah,berat adeknya sm kyk kak umar. Namanya siapa mb? Btw, inisiasi dini ga mb? Senangnya bisa normal.”

3.       Humaira’-Ima : “Alhamdulillah.. Selamat ya mbak. Semoga dedekny kelak mjd anak yg sholeh yg mampu mjd kebanggaan mb Sari dan suami.. Amiin.. ^_^”

4.       Icut : “Wah..Alhamdulillah ya sar, moga anaknya sehat selalu n jd anak yg sholeh.. Sakit ya sar?Hehe, stupid question. Jaga kesehatan ya bu…  ;)”

5.       Wulan : “Alhamdulillah,, kamu udah melahirkan dgn anak dan ibu selamat sehat wal ‘afiat,, amin, smg Allah mengijabah doa dirimu,, selamat mjd ibu ya sar”

6.       Inge (lagi..) : “Wah, sari udah jadi emak, he..he.. Aku kapan nyusul ya? Btw, namanya siapa?”

7.       Zaenab-Debby : “Alhamdulillah.. iya mb, smg jd anak yg sholeh, berbakti pd orgtua, agama, bangsa n negara.. Amiin.. he.. lucu mb? Mirip debby ga?he..”

8.       Mbak Endang : “Barokallah. Smg mjd anak yg sholeh. Rumahnya dimana dek? Mudah2an mb bs mampir jk ke Jakarta.”

9.       Ichie : “Subhanallah.. Barokallah ya ukh.. Smg jd anak sholeh.. Duh senengnya, nambah lg ponakanku, jd pengen pulang nih liat si dedek. Putra berarti cowok ya sar?”

10.   Humaira’-Annis : “Alhamdulillah, selamat ya mbak, skrg udah bener2 jd seorang ibu J. Smg dpt mjd anak sholeh n berbakti pd ortunya. Amiin.”

11.   Hepi : “Whua! Selamat ya sar. Smg sholeh.”

12.   Irma : “Wow mb sari,, selamat ya mb. Smg jd anak yg sholeh dan berguna bagi umat dan Negara. Amiin. Mb Sari,, aq penempatan xxx”

13.   Humaira’-Hartini : “Horee.. punya adek baru.. Selamat ya mb,, smg jd anak yg sholeh..”

14.   Mbak Alam : “Amiin. Smg Allah memberkahi n melindungi hingga bermanfaat bg dakwah ini.”

15.   Yati : “Amiin, barokallahu mbak..”

16.   Vina : “Alhamdulillah J. Smg mjd anak sholeh, penghibur hati dan kebanggaan orgtuanya. Selamat buat Sari sekeluarga. Salam.”

17.   Mbak Lia : “Barokallahu. Smg mjd anak yg sholeh dan berguna bg ummat.”

18.   Sumayyah-Tita : “Alhamdulillah, selamat ya mb sari, smg dede jd anak sholeh.”

19.   Rohima : “Alhamdulillah, selamat ya bu.. Barokallah..”

20.   Dimas : “Subhanallah, udah lahir putranya.. smg mjd anak yg berbakti, mjd bagian dari amal jariyah orgtuanya, bermanfaat bg ummat.”

21.   Diyah : “Selamat ya.. Smg mjd anak yg sholeh..”

22.   Mbak Iik : “Alhamdulillah. Selamat atas kebahagiaan ini. Smg kehadirannya semakin menguatkan cinta kalian dan smg dede mjd anak yg sholeh. Amiin.”

23.   Nina : “Alhamdulillah.. Padahal nina baru aja mau tanya kabar. Smg keluarga diberkahi Allah selalu.. Nina lg di Kediri mbak, jd blm bs jenguk..”

24.   Intan : “Selamat atas kelahiran putra tercinta.. Smg mjd anak sholeh.. Penyejuk hati dan cahaya bagi kedua orangtuanya.”

25.   Mbak Eni : “Alhamdulillah, barokallahulaki, smg mjd anak sholeh mujahid penegak kalimat Allah di muka bumi.”

26.   Mbak Indi : “Smg mjd anak yg sholeh. Selamat ya sari.”

27.   Fitri : “Alhamdulillah, wah udah jd ummi niy. Slmt ya, ukh. Tp ni jg berarti nambah lg amanahnya. Jaga kesehatan, supaya bs mendidik si kecil dgn baik. Smg tumbuh mjd anak yg sholeh.”

28.   Anggi : “Selamat atas kelahiran putra pertamanya. Smg mjd anak yg sholeh dan berguna bg agama dan bangsanya, dan bs mjd kebanggan kedua orgtuanya.”

29.   Luluk : “Assalamu’alaikum wr.wb.sari! Selamat ya atas kelahiran bayinya.. Smg jd anak yg shalih dan muslih. Btw, mohon doanya jg utk kelancaran persalinanku. InsyaAllah HPL 13Juli. ;p”

30.   Ulin&Desti : “Sari selamat ya atas kelahiran putranya.. Smg mjd anak yg sholeh, cahay abg orgtuanya di dunia&akhirat. Amiin.”

31.   Mbak Fia : “Selamat ya atas kelahiran putranya. Smg mjd anak yg sholeh&muttaqien.”

32.   Selly : “Alhamdulillah.. Barokallah ya, sari. Smg mjd anak yg sholeh penyejuk mata. Smg senantiasa diberikan hidayah&kesehatan, Amiin.. Salam dari uni khansanya ya..”

33.   Mbak Ian : “Subhanallah.. Smg bs jd penyejuk mata di dunia dan penyejuk hati di hari akhir.. Skrg penempatan dimana? Tinggal dimana?”

34.   Mbak Titin : “Barokallah..udah jd ummi skrg.. Mudah2an dedek bayi jd anak yg muttaqien, harapan orgtua dunia akhirat n jd anak yg diridhoi Allah . Amiin..”

35.   Humaira’-Nova : “Syukur Alhamdulillah, dedek bayinya udah lahir. Smg mjd anak yg sholeh, cerdas, dibanggakan oleh orgtua n berguna bagi bangsa&agama.”

36.   Lina : “Alhamdulillah mudah2an jundi kecil itu bisa tumbuh mjd muslim yg sholeh, bermanfaat bagi diri sendiri, orgtua, agama&ummat. Hingga kelak dia kan jd pasukan yg akan menjadikan Islam jaya. Allahu Akbar. Salam manis buat dedek.”

37.   Yuki : “Sari! Q baru aja liat milis. Selamat ya udah jd ibu ^.^. Smg sari n dedek bayi dlm keadaan sehat. Smg dedek bayi kelak mjd anak yg berguna bagi keluarga, agama, nusa n bangsa.”

38.   Mbak Yuli : “Barokallah yah sari.. Smg putranya jd anak yg sholeh. Kapan balik ke rumah?”

39.   Via : “AlhamdulillahiRabbil’alamin, Smg si kecil mjd jundi yg sholeh n senantiasa berbakti pd ummi n abinya, n berjuang menolong dienullah. V mewakili teman2, mengucapkan selamat, ntar kalo udah sehat n ada kesempatan maen2 ke kampus ya mbak, kami ppengen lihat adik kecil kami yg pasti imut kyk umminya n ganteng kayak abinya,, =p Salam sayang utk adek kami ya mbak,,

40.   Ivan : “Assalamu’alaikum sari? Ivan ahda ni. Pkbr? Ktny udah melahirkan? Kabarin ya.”

41.   Mbak Uti : “Assalamu’alaikum,, ape kabar dek? Sehat ke? Tahniah atas kelahiran si kecil penyeri hidup, smg mjd anak yg sholeh. “

42.   Fika : “Ivan, kalo ketemu sari aku titip salam ya. Selamat buat kelahiran anaknya, hehe. Telat abiz ni.”

43.   Anin : “Sari, anin ni. Maaf ganggu, tp denger2 kabar kalo Sari udah melahirkan ya? Aku boleh jenguk kamu? Sekalian ketemu udah lama bgt.. Skrg dimana ya?”

44.   Nurur : “Sari, selamat ya udah jadi ibu.. Namanya siapa? Smg jd anak yg sholeh..”

45.   Sumayyah-Sofi : “Amiin.. Mbak Sari, nama dedeknya siapa? Gmn mbak rasanya punya anak? Pas ngelahirin sakit yak? :-D Smg jd anak yg sholeh..”

46. Ivananto :"Wah2, cepat sekali ya sepertinya setelah menikah langsung berisi ^^. Omedetou Gozaimasu.. Smg lahir anak yg sholeh, berbakti kepada orgtua, bangsa, negara&agama :D

Minggu, 16 November 2008

Kisahku sore itu..

Hari itu, kajian pekanan yang aku ikuti selesai agak terlambat. Maklum, sore itu ummi terjebak macet sepulang menyelesaikan urusannya di suatu tempat. Jam 5 sore, akhirnya buru2 aku pamit pulang. Mengingat hari sudah gelap, pertanda akan turun hujan sebentar lagi, dan pula sore ini suamiku tak bisa menjemput seperti biasanya karena sedang berburu buku2 kuliahnya.

Ah, setelah menunggu agak lama, akhirnya angkot yang kutunggu datang juga. Bersama 1 orang temanku, kami naik. Sambil berbincang tentang apa yang dibicarakan di kajian tadi, tiba2 suamiku menelepon. Ternyata urusan beliau sudah selesai dan bilang mau menjemputku. Tapi, berhubung aku udah di angkot, jadilah aku minta suamiku untuk menjemputku di terminal saja.

Mendung di langit sudah semakin pekat. Dan benarlah, tak berapa lama setelah itu, turun hujan yang sangat lebat bersamaan dengan turunnya aku dan temanku dari angkot. Kami pun segera berlari mencari tempat berteduh. Kami berteduh di emperan sebuah rumah makan padang di salah satu sudut terminal. Temanku pun kemudian segera melanjutkan perjalanannya. Jadilah aku sendirian di tengah hujan yang semakin lebat.

Tak berapa lama ada seorang ibu bersama 2 anak laki2nya ikut berteduh. Tak lama kemudian, HP ibu itu berdering, sepertinya telpon dari suaminya yang ingin menjemputnya pake motor. Tapi ternyata ibu itu lebih memilih untuk naik taksi saja karena tak tega kalo anak2nya mesti kehujanan di sepanjang jalan. (Ah, kasih seorang ibu..)

Tiba2 ada seorang ibu beserta 2 orang anaknya, salah satunya masih bayi dan sepertinya sedang sakit, hilir mudik di jalan di depanku sambil membawa payung. Tak jelas tujuannya apa, sampai akhirnya ibu itu ditegur seorang bapak untuk berteduh saja. Kemudian terjadilah perbincangan di antara kami..

Aku : Sedang apa bu?

Ibu X : Itu neng, lagi ngeliatin anak saya ngojek payung. Takut diapa2in sama preman2 terminal.

A : Oo..

I : Iya, abis mo gimana lagi. Saya mah orang gak punya. Gak bisa ngasih uang jajan ke anak. Jadinya anak saya milih ngojek payung deh.. Sebenernya sih saya gak tega, ini aja anak saya yg ketiga (digendong ibu itu) sebenernya lagi sakit, tapi yah itu tadi saya takut anak saya diapa2in, makanya saya tungguin deh dia ngojek payung sambil saya bawa adek2nya. Daripada anak saya nyolong..gpp deh. Yang penting halal, iya kan neng?? (Ah, sekali lagi..aku belajar tentang kasih seorang ibu..)

A : Iya bu..Emangnya rumah ibu dimana?

I : Itu neng, di belakang terminal persis..main atuh neng kapan2..

A : Eh, iya bu..makasih. Rumah saya juga deket2 sini..

I : Eh, neng..itu tuh anak saya (ujarnya sambil menunjuk seorang anak laki2 yang sedang berusaha mencari orang yang akan menggunakan jasa ojek payungnya). Tak lama ibu itu bersama anak perempuannya berteriak2 memanggil “si Kakak” dengan wajah gembira, tanpa ada raut kesedihan karena beratnya hidup yang harus mereka jalani. (Ah, betapa sering diri ini mengeluh hanya karena permasalahan2 sepele..Ampuni kami ya, Rabb..)

Tak lama kemudian, jemputanku pun datang dengan basah kuyup kehujanan.. (He..agak2 miskom gitu deh janjian tempat  jemputnya..suami ternyata udah nunggu di kolong jembatan terminal dari tadi—huhu, maaf ya sayang..)

Akhirnya, setelah memakai jas hujan seperlunya.. (hehe..pake atasannya doang,, solider sama suami yang pake bawahannya doang dan jadilah qt kuyup kehujanan..), qt berdua pulang deh (romantis euy, ujan2an berdua..)  tentunya setelah berpamitan dengan ibu itu serta kedua anaknya yang telah menemaniku dan memberiku pelajaran begitu berharga sore ini.

Alhamdulillah,, ummi tadi datang terlambat..

Alhamdulillah,, tadi aku dan temanku berteduh di tempat ini..

Alhamdulillah,, suami sempet salah tempat waktu jemput..

Alhamdulillah,, atas hikmah yang kudapat sore itu..

Alhamdulillah,, atas nikmat-Mu yang tak pernah bisa hamba hitung..

Semoga kami senantiasa menjadi hamba-Mu yang bersyukur..

Kamis, 13 November 2008

Bila Seorang Ibu Boleh Memilih

Anakku...

Bila ibu boleh memilih

Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu

Maka ibu akan memilih mengandungmu

Karena dalam mengandungmu

Ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak

Engkau hidup di perut ibu

Engkau ikut kemanapun ibu pergi

Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan

Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman karena ibu kecewa dan berurai air mata

Anakku...

Bila ibu boleh memilih

Apakah ibu harus operasi caesar,

atau ibu harus berjuang melahirkanmu

Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu

Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu

Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga

Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan

Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua

Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,

yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia

Saat itulah...

Saat paling membahagiakan

Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,

Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,

Kalimat syahadat kebesaran Allah

Anakku...

Bila ibu boleh memilih 

Apakah ibu ingin beristirahat,

atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,

Maka ibu memilih menyusuimu,

Karena dengan menyusuimu

Ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat
berharga

Merasakan kehangatan badanmu di dekapan ibu dalam kantuk ibu,

Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku...

Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat,

atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle

Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku...

Hidup memang pilihan...

Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana

Maka maafkanlah nak...

Maafkan ibu...
Maafkan ibu...

Percayalah nak,

Ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,

Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang

Percayalah nak...

Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu

Percayalah nak...

Engkau akan selalu menjadi belahan nyawa ibu...

--dikutip dari sebuah forum--

Rafi, I Love U..

Selasa, 11 November 2008

Oh..ternyata..

Karena gak ada kerjaan, iseng2 tadi coba baca2 tentang pajak dan lain2nya. Ternyata oh ternyata, diriku sudah mulai asing dengan istilah2 yang ada di dalamnya, apalagi hitung2annya. Ada NotHit, prosedur Pbk, SPMKP, tarif BPHTB dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ah, ternyata rutinitas kantor sehari2 yang “cuma” mengurusi masalah kepegawaian serta rutinitas di rumah tangga benar2 melenakanku hingga akhirnya pengetahuan yang kudapat ketika kuliah dulu terkikis sedikit demi sedikit. Wah, gak bisa terus2an begini nih. Kalo tiba2 aku dimutasi ke KPP, terus jadi AR yang gak tau apa2 ttg pajak..(berharap mode:on). Apa kata dunia??

Yup2..harus berubah. Gimana caranya yah?? Hmm…dari hal yang kecil dulu deh..mulai ntar malem mo nemenin suami belajar lagi deh. Kembali mengulang ilmu2 yang pernah didapat ketika di kampus dulu. Semangat!!

Minggu, 09 November 2008

English Class..

Sebentar lagi akan tiba giliranku untuk mengisi English Class di kantor. English Class?? Apaan tuh? Awalnya aku juga sempat bertanya2 ketika baru masuk dari cuti melahirkan kemarin, tiba2 ada kebiasaan baru di kantor. Jadi, atas permintaan pak bos, setiap hari jumat dari pukul 7.30-9.00, kita berkumpul di ruangannya untuk membahas suatu tema-apapun- dan tentunya dalam bahasa Inggris. Ya, jadi kayak diskusi in English gitu lah.. Kata beliau c, biar kita semua terbiasa berbicara di depan umum secara sistematis sekaligus melancarkan bahasa Inggris kita juga. Gitu ceritanya.. Yah, walaupun sekarang pak bosnya udah promosi jadi kepala kantor, kebiasaan itu terus berjalan, malah sekarang selalu dibuka dengan sarapan bersama dulu.

Nah, pas aku masuk kemarin tuh udah giliran ke-3. Karena momennya bertepatan dgn Ramadhan, jadilah kita membahas ttg pernak-perniknya Ramadhan+Idul Fitri. Dari hari itu, akhirnya tercetus ide untuk bikin kultum, in English. He..tapi nyatanya belum kesampean sampe sekarang. Setelah itu, ada yang membahas ttg tipe kepribadian masing2 kita, sampe jumat kemarin terakhir membahas ttg “makhluk kecil” yang turut menghuni ruangan kami (yang sempat menjadi pembicaraan hangat di sela2 waktu kerja).

Nah, teman2..kira2 ada ide gak ya enaknya bahas apaan. Biar bisa nyari bahannya dari sekarang.. Maturnuwun..

--di tengah sepinya ruangan (udah gak punya bos, ditinggal ibu RT, pak lurah dan teman2 lain DL ke luar kota, sebagian ada yang lagi jadi panitia diklat..)--

Kamis, 06 November 2008

DL Lagi??

Barusan suami ngasihtau, pekan depan diminta gantiin temennya Dinas Luar 4 hari ke Manado. Padahal pekan depannya juga Dinas Luar lagi, 4 hari ke Pontianak..

Yah, berduaan lagi deh sama Rafi..Cuma bisa ketemu ayah Jumat-Sabtu-Minggu..

Hiks..

Selasa, 04 November 2008

Kangen..

Ada yang hilang dari rutinitas menjelang berangkat ke kantor pagi ini. Tidak ada kultum, tidak ada teriakan minta tolong bunda ke ayah, tidak ada yang minta dibuatkan sayur dan teh buat sarapan, tidak ada yang mengingatkan bunda untuk makan buah dulu sebelum sarapan dan tidak ada teriakan bunda yang meminta ayah untuk bersegera karena jam masuk kantor sudah sebentar lagi. Hiks..bunda jadi kangen ayah..

Ya, Ayah sedang dinas luar ke Malang, cuma 3 hari sih.. Tapi kok berasa udah lama banget ya?? Padahal sebelumnya juga udah sering ditinggal pergi sama si Ayah. Waktu bunda hamil 7 bulan, ayah mudik sendirian ke Magelang (bunda yang minta c..). Malah waktu bunda udah mau melahirkan Rafi, ayah lagi ada di Palembang, dinas luar juga. Tapi, bener2 beda rasanya setelah udah ada Rafi. Yang biasanya kita main bertiga, jadi cuma berduaan deh..hiks..

Alhamdulillah, Rafi kayak ngerti ayahnya lagi gak ada di rumah. Yang biasanya kalo subuh udah bangun ngajak main-sampe2 sholat subuh aja kadang bunda nunggu ayah pulang dulu dari masjid-, tadi pagi masih bobok dengan nyenyaknya dan baru bangun pas bunda udah rapi. Jadi, bunda bisa ngerjain yang lain sambil siap2 berangkat ke kantor. I Love U, Rafi..

Ayah..We miss U..

Senin, 03 November 2008

Tetangga oh Tetangga..

Tak terasa sudah empat bulan kami tinggal di kontrakan baru. Tinggal di lingkungan perkampungan yang padat penduduk pastinya memiliki ceritanya sendiri. Kami tentunya harus pandai2 menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ngomong2, sudah berapa banyak ya tetangga yang kami kenal di sini? Mengingat sebelumnya kami tinggal di rumah kontrakan yang tidak begitu jauh dari rumah orangtuaku, jadi tetangganya memang sudah cukup kukenal. Beda dengan rumah kontrakan yang sekarang. Coba di-list satu satu ah tetangga kami..

1.       Tetangga depan rumah, Pak Umar, beliau dulu mantan ketua warga di lingkungan kami. Beliau tinggal dengan istri dan anak2nya yang sudah menikah. Nama istrinya siapa yah? Waduh..

2.       Samping rumah kiri kanan tuh rumah petak berderet2. Hanya beberapa saja yang kami kenal sepertinya. Ada nenek, mbak lina&suami serta anak perempuannya yg biasa kami panggil kakak. Ada si kecil Pelu yang suka memanggil2 Rafi.

3.       Ada Pak Nanang, rumahnya sebelah Pak Umar. Cukup kenal baik dengan anak2nya, temen ngaji waktu kecil dulu. Ada Irma, Nia dan Rini.

4.       Warung Uda, langganan beli air mineral galon dan LPG. Anaknya tiga dan salah satu anaknya dulu di STAN, sekarang di DJBC.

5.       Mbak Wiwik, penjual segala jenis gorengan.

6.       Mbak Sri dan Pak Haji Suradi beserta ketiga anaknya Nurul, Rizki dan Ajeng. Pemilik rumah kontrakan yang dulu. Anak2nya dulu sempat les privat sama aku.he..

7.       Counter pulsa depan rumah, siapa ya namanya?Duh..duh..

8.       Pak Slamet, tukang tempe.

9.       Mpok Ani, yang dulu bantuin masak waktu aqiqahnya Rafi.

10.   Siapa lagi yah??

Waduh, ternyata kami belum cukup mengenal tetangga rumah kami.. Hiks2.. Seharusnya kesibukan kerja setiap hari dan kesibukan lainnya di hari libur tidak menjadi alasan pembenaran tidak mengenal tetangga dengan baik. Mari bertetangga, kawan..

''Sebaik-baik kawan di sisi Allah adalah yang paling baik (budi pekertinya) terhadap kawannya, sebaik-baik tetangga adalah yang paling baik kepada tetangganya.'' (HR Tirmidzi).