Minggu, 16 November 2008

Kisahku sore itu..

Hari itu, kajian pekanan yang aku ikuti selesai agak terlambat. Maklum, sore itu ummi terjebak macet sepulang menyelesaikan urusannya di suatu tempat. Jam 5 sore, akhirnya buru2 aku pamit pulang. Mengingat hari sudah gelap, pertanda akan turun hujan sebentar lagi, dan pula sore ini suamiku tak bisa menjemput seperti biasanya karena sedang berburu buku2 kuliahnya.

Ah, setelah menunggu agak lama, akhirnya angkot yang kutunggu datang juga. Bersama 1 orang temanku, kami naik. Sambil berbincang tentang apa yang dibicarakan di kajian tadi, tiba2 suamiku menelepon. Ternyata urusan beliau sudah selesai dan bilang mau menjemputku. Tapi, berhubung aku udah di angkot, jadilah aku minta suamiku untuk menjemputku di terminal saja.

Mendung di langit sudah semakin pekat. Dan benarlah, tak berapa lama setelah itu, turun hujan yang sangat lebat bersamaan dengan turunnya aku dan temanku dari angkot. Kami pun segera berlari mencari tempat berteduh. Kami berteduh di emperan sebuah rumah makan padang di salah satu sudut terminal. Temanku pun kemudian segera melanjutkan perjalanannya. Jadilah aku sendirian di tengah hujan yang semakin lebat.

Tak berapa lama ada seorang ibu bersama 2 anak laki2nya ikut berteduh. Tak lama kemudian, HP ibu itu berdering, sepertinya telpon dari suaminya yang ingin menjemputnya pake motor. Tapi ternyata ibu itu lebih memilih untuk naik taksi saja karena tak tega kalo anak2nya mesti kehujanan di sepanjang jalan. (Ah, kasih seorang ibu..)

Tiba2 ada seorang ibu beserta 2 orang anaknya, salah satunya masih bayi dan sepertinya sedang sakit, hilir mudik di jalan di depanku sambil membawa payung. Tak jelas tujuannya apa, sampai akhirnya ibu itu ditegur seorang bapak untuk berteduh saja. Kemudian terjadilah perbincangan di antara kami..

Aku : Sedang apa bu?

Ibu X : Itu neng, lagi ngeliatin anak saya ngojek payung. Takut diapa2in sama preman2 terminal.

A : Oo..

I : Iya, abis mo gimana lagi. Saya mah orang gak punya. Gak bisa ngasih uang jajan ke anak. Jadinya anak saya milih ngojek payung deh.. Sebenernya sih saya gak tega, ini aja anak saya yg ketiga (digendong ibu itu) sebenernya lagi sakit, tapi yah itu tadi saya takut anak saya diapa2in, makanya saya tungguin deh dia ngojek payung sambil saya bawa adek2nya. Daripada anak saya nyolong..gpp deh. Yang penting halal, iya kan neng?? (Ah, sekali lagi..aku belajar tentang kasih seorang ibu..)

A : Iya bu..Emangnya rumah ibu dimana?

I : Itu neng, di belakang terminal persis..main atuh neng kapan2..

A : Eh, iya bu..makasih. Rumah saya juga deket2 sini..

I : Eh, neng..itu tuh anak saya (ujarnya sambil menunjuk seorang anak laki2 yang sedang berusaha mencari orang yang akan menggunakan jasa ojek payungnya). Tak lama ibu itu bersama anak perempuannya berteriak2 memanggil “si Kakak” dengan wajah gembira, tanpa ada raut kesedihan karena beratnya hidup yang harus mereka jalani. (Ah, betapa sering diri ini mengeluh hanya karena permasalahan2 sepele..Ampuni kami ya, Rabb..)

Tak lama kemudian, jemputanku pun datang dengan basah kuyup kehujanan.. (He..agak2 miskom gitu deh janjian tempat  jemputnya..suami ternyata udah nunggu di kolong jembatan terminal dari tadi—huhu, maaf ya sayang..)

Akhirnya, setelah memakai jas hujan seperlunya.. (hehe..pake atasannya doang,, solider sama suami yang pake bawahannya doang dan jadilah qt kuyup kehujanan..), qt berdua pulang deh (romantis euy, ujan2an berdua..)  tentunya setelah berpamitan dengan ibu itu serta kedua anaknya yang telah menemaniku dan memberiku pelajaran begitu berharga sore ini.

Alhamdulillah,, ummi tadi datang terlambat..

Alhamdulillah,, tadi aku dan temanku berteduh di tempat ini..

Alhamdulillah,, suami sempet salah tempat waktu jemput..

Alhamdulillah,, atas hikmah yang kudapat sore itu..

Alhamdulillah,, atas nikmat-Mu yang tak pernah bisa hamba hitung..

Semoga kami senantiasa menjadi hamba-Mu yang bersyukur..

9 komentar:

  1. hmmm
    tengkyuh mba,,,,jd pengingat buat diri ini...=)

    BalasHapus
  2. Setiap peristiwa dalam kehidupan pasti membawa hikmah, bagi mereka yang mau memikirkannya lebih dalam.
    TFS ya.

    BalasHapus
  3. pelajaran di universitas kehidupan takkan pernah berhenti membuka mata, hati, pikiran kita..
    subhanallah..

    BalasHapus
  4. SFS...lingkungan,,,membuat kita lebih menghargai hidup...bukan teori, tapi fakta lapangan...semoga ALLAH membuka hati kita untuk peka terhadap lingkungan

    BalasHapus
  5. yupz, terlalu banyak hal yg bisa kita syukuri di setiap hari yg qt jalani.. ^_^

    BalasHapus
  6. Bersabar dan bersyukur.. Itulah pilihan seorang mukmin dalam menyikapi setiap mozaik kehidupan..

    BalasHapus
  7. SFS..
    Akan lebih banyak kenikmatan yang akan Allah berikan jika kiranya kita bisa memberikan sesuatu kepada orang yang telah memberikan hikmah kepada kita. Bisa berupa nasihat, doa, ataupun materi.

    BalasHapus